Sigit Hari Pradityo, S.ST. MT*)
BAB I
Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON)
Lapis
Tipis Aspal Beton (LATASTON) merupakan lapisan penutup yang terdiri dari
campuran antara agregat bergradasi timpang,filler dan aspal keras dengan
perbandingan tertentu,yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas (tebal
padat 2,5 cm atau 3 cm).
1.1 Fungsi
LATASON mempunyai
fungsi sebagai lapis penutup utuk mencegah masuknya air dari permukaan kedalam
konstruksi perkerasan sehingga dapat mempertahankan kekuatan konstruksi sampai
tingkat tertentu.
1.2 Sifat-sifat
LATASTON mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut :
a. Kedap
air
b. Kekenyalan
yang tinggi
c. Awet
d. Dianggap
tifak mempunyai nilai strukstural.
1.3 Penggunaan
LATASTON umumnya
dilaksanakan pada jalan yang telah beraspal dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jalan
yang stabil dan rata /dibuat rata.
b. Jalan
yang mulai retak-retak atau mengalami degradasi permukaan.
BAB II
BAHAN
Bahan
yang digunakan untuk LATASTON terdiri dari agregat,filler dan aspalt keras.
2.1 Agregat
Agregat
yang digunakan sebagai bahan campuran dapat dibedakan atas 2 macam,yaitu
agregat kasar dan agregat halus.
2.1.1 Agregat
Kasar
Agregat
ksar yang digunakan bisa batu pecah atau kerikil dengan persyaratan sebagai
berikut:
a. Gradasi
sebagai tertera dibawah ini :
TABEL
2.1. : Gradasi
agregat Kasar
Ukuran
Saringan Persen Lolos
(%)
Inch (mm)
3/4"
(19,10) 100
1/2"
(12,70) 85 -
100
3/8”
(9,52) 0 -
95
No.3 (6,35) 0
- 60
b. Keausan
agregat bila diperiksa dengan mesin Los Angeles pada putaran 500
(PB-0206-76)
maksimum 40%.
c. Kelekatan
terhadap aspalt (PB- PB-0206-76) lebih besar 95%.
2.1.2 Agregat
Halus
Agregat
yang diunakan bisa pasir,screening (hasil pemecah batu) atau campuran dari
kedua bahan tersebut,yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Gradasi
,sebagaimana tertera dibawah ini :
TABEL 2,2 : Gradasi agregat
halus
Ukuran
Saringan Persen
Lolos
No. (mm) (%)
4 (4,76) 100
8 (2,38) 95 -
100
30 (0,59) 75 - 100
80 (0,177) 13 - 50
200 (0,074) 0 - 5
b. Sand
Equivalent (AASHTO T-176 ) minimum 50 %
c. Non
plastis.
2.2 Bahan pengisi (filler)
Bahan
pengisi dapat berupa abu kapur.semen Portland.atau abu batu.
2.3 Aspal Keras
Aspal
keras yang digunakan dapat berupa aspal keras pen 60 atau pen 80 yang harus
memenuhi persyaratan sebagaimana tertera dibawah ini :
TABEL 2.3 Persyaratan aspal keras
Jenis Pemeriksaan
|
Cara pemeriksaan
|
persyaratan
|
satuan
|
|||
Pen 60
|
Pen 80
|
|||||
min
|
mak
|
min
|
mak
|
|||
1.penetrasi
(25°C,5 detik)
|
PA.0301-76
|
60
|
79
|
80
|
99
|
0,1 mm
|
2. Titik Lembek
(ring &ball)
|
PA.0301-76
|
48
|
58
|
46
|
54
|
°C
|
3. Titik nyala
(clev,open cup)
|
PA.0301-76
|
200
|
-
|
225
|
-
|
°C
|
4. Kehilangan Berat
(163°C,5 jam)
|
PA.0301-76
|
-
|
0,4
|
-
|
0,6
|
%berat
|
5. Kelarutan
(CCL4 atau
CS2)
|
PA.0301-76
|
99
|
-
|
99
|
-
|
% berat
|
6. Daktilitas
(25°C, 5 cm/menit )
|
PA.0301-76
|
100
|
-
|
100
|
-
|
Cm
|
7. Penetrasi setelah
Kehilangan berat
|
PA.0301-76
|
75
|
-
|
75
|
-
|
% semula
|
8. Berat Jenis
(25° C)
|
PA.0301-76
|
1
|
-
|
1
|
-
|
Gr/cc
|
PERENCANAAN CAMPURAN BAB III
Untuk mendapatkan campuran LATASTON
yang baik perlu dilakukan suatu perencanaan campuran.
3.1 Data Perencanaan
Data perencanaan
yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Jenis
Sgregat
b. Gradasi
agregat
c. Mutu
agregat
d. Jenis
Aspal Keras
e. Rencana
tebal lapisan
f. Jenis
bbahan pengisi
3.2 Perhitungan Campuran
Ada dua cara untuk menentukan komposisi campuran
LATASTON yaitu cara Marshall dan
Cara Resep.
Cara Marshall adalah cara yang disarankan untuk
digunakan karena perencana dapat
menentukan komposisi campuran secara teliti.
Cara Resep dapat digunakan bilaman keadaan lapangan
cukup menguntungkan dan
memungkinkan untuk mendapatkan bahan (agregat dan
filler) yang bermutu baik.
3.2.1 Cara Marshall
Mula-mula ditentukan
kadar aspal dengan cara marshall (PC-0201-76) terhadap mortar (agregat
halus,filler dan aspal)dengan jumlah tumbukan 2 x 50
Dari percobaan Marshall tersebut diatas,didapat
kadar aspal optimum yang harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
-
Stabilitas : 450 Kg – 750 Kg
-
Prosen rongga terhadap campuran : 4 % -
8 %
-
Hasil bagi (Quotient) Marshall : 150
Kg/mm – 300 Kg/mm.
Dari kadar aspal optimum tersebut ,dapat ditentukan
kadar aspal campuran total yang
besarnya tergantung dari persen dan jenis agregat
kasar yang digunakan sesuai dengan tabel
3.1 dan table
3.2
kadar aspal
|
kadar aspal
campuran total %
|
||
optimum
|
berat agregat kasar dalam campuran (%)
|
||
mortar %
|
0
|
15
|
30
|
8,0
|
8,0
|
7,1
|
6,3
|
8,2
|
8,2
|
7,3
|
6,4
|
8,4
|
8,4
|
7,5
|
6,6
|
8,6
|
8,6
|
7,7
|
6,7
|
8,8
|
8,8
|
7,8
|
6,9
|
9,0
|
9,0
|
8,0
|
7,0
|
9,2
|
9,2
|
8,2
|
7,1
|
9,4
|
9,4
|
8,3
|
7,3
|
9,6
|
9,6
|
8,5
|
7,4
|
9,8
|
9,8
|
8,7
|
7,6
|
10,0
|
10,0
|
8,8
|
7,7
|
10,2
|
10,2
|
9,0
|
7,8
|
10,4
|
10,4
|
9,2
|
8,0
|
10,6
|
10,6
|
9,4
|
8,1
|
10,8
|
10,8
|
9,5
|
8,3
|
11,0
|
11,0
|
9,7
|
8,4
|
11,2
|
11,2
|
9,8
|
8,5
|
11,4
|
11,4
|
10,0
|
8,7
|
11,6
|
11,6
|
10,2
|
8,8
|
11,8
|
11,8
|
10,4
|
9,0
|
12,0
|
12,0
|
10,5
|
9,1
|
12,2
|
12,2
|
10,7
|
9,2
|
12,4
|
12,4
|
10,9
|
9,4
|
12,6
|
12,6
|
11,1
|
9,5
|
12,7
|
12,7
|
11,2
|
9,7
|
Agregat lolos
|
13,0
|
11,0
|
9,0
|
saringan
|
|||
0,074mm/
|
|||
No.200
|
TABEL 3.1 Kadar
aspal campuran total untuk agregat kasar dan batu pecah
Tabel diatas diturunkan dari rumus dibawah ini
B = A (100 – S ) + 2,3
S
100 100
A : kadar
aspal optimum mortar
B : kadar
aspal campuran total
C :
persen agregat kasar
TABEL 3.2 Kadar aspal campuran total untuk agregat kasar
kerikil
kadar aspal
|
kadar aspal
campuran total %
|
||
optimum
|
berat agregat kasar dalam campuran (%)
|
||
mortar %
|
0
|
15
|
30
|
8,0
|
8,0
|
7,0
|
6,0
|
8,2
|
8,2
|
7,2
|
6,1
|
8,4
|
8,4
|
7,3
|
6,3
|
8,6
|
8,6
|
7,5
|
6,4
|
8,8
|
8,8
|
7,7
|
6,5
|
9,0
|
9,0
|
7,8
|
6,7
|
9,2
|
9,2
|
8,0
|
6,8
|
9,4
|
9,4
|
8,2
|
7,0
|
9,6
|
9,6
|
8,4
|
7,1
|
9,8
|
9,8
|
8,5
|
7,2
|
10,0
|
10,0
|
8,7
|
7,4
|
10,2
|
10,2
|
8,9
|
7,5
|
10,4
|
10,4
|
9,0
|
7,7
|
10,6
|
10,6
|
9,2
|
7,8
|
10,8
|
10,8
|
9,4
|
7,9
|
11,0
|
11,0
|
9,5
|
8,1
|
11,2
|
11,2
|
9,7
|
8,2
|
11,4
|
11,4
|
9,9
|
8,4
|
11,6
|
11,6
|
10,1
|
8,5
|
11,8
|
11,8
|
10,2
|
8,6
|
12,0
|
12,0
|
10,4
|
8,8
|
12,2
|
12,2
|
10,6
|
8,9
|
12,4
|
12,4
|
10,7
|
9,1
|
12,6
|
12,6
|
10.9
|
9,2
|
12,8
|
12,8
|
11,1
|
9,3
|
Agregat lolos
|
13,0
|
11,0
|
9,0
|
saringan
|
|||
0,074mm/
|
|||
No.200
|
Tabel diatas diturunkan dari rumus dibawah ini :
B = A (100 – S) x 1,3 S
100 100
A : Kadar
aspal optimum mortar
B : Kadar
aspal campuran total
C :
Persen agregat kasar
3.2.2 Cara Resep
Komposisi
campuran LATASTON didasarkan pada tebal lapisan,jenis dan persen agregat kasar
sebagaimana tertera dibawah ini :
TABEL 3.3
: Resep
Campuran
jenis
|
tebal
|
% berat dari total campuran
|
|||
agregat
|
hampa-
|
agregat
|
agregat
|
agregat lolos
|
aspal
|
kasar
|
ran (mm)
|
kasar
|
halus
|
# 0,074 mm
|
|
(no.200)
|
|||||
Batu
|
25
|
0
|
76,7
|
13,0
|
10,3
|
Pecah
|
30
|
15
|
64,9
|
11,0
|
9,1
|
30
|
30
|
53,2
|
8,9
|
7,9
|
|
kerikil
|
25
|
0
|
76,7
|
13,0
|
10,3
|
30
|
15
|
65,7
|
10,3
|
9,0
|
|
30
|
30
|
53,7
|
8,7
|
7,6
|
|
PELAKSANAAN BAB IV
4.1 Peralatan
Peralatan yang
dibutuhkan dapat dibagi kedalam peralatan pencampur dan peralatan lapangan.
4.1.1
Peralatan pancampur
a. Unit pencampur aspal (A.M.P)
b. Shovel loader
c. Sekop,pahat dan alat bantu lainnya
4.1.2
Peralatan Lapangan
a. Mesin penghampar (aspalt finisher)
b. Alat pemadat
- Tandem roller 8 ton
- Pneumatik tyre roller
c. Dump Truck
d. Asphalt Sprayer
e. Power Broom
f. Sekop,garu,sikat,balok kayu,roda
dorong dan alat bantu lainnya
4.2
Produksi Campuran
a. Perbandingan bahan campuran harus
sesuai dengan rencana campuran
b. Pencampuran harus dilakukan
sebaik-baiknya sampai bahan tercampur baik dan merata.
c. Agregat dipanaskan maksimum
175°C.Temperatur aspal < temperature agregat,dengan perbedaan maksimum 15°C.
Temperatur
campuran ditentukan oleh jenis aspal yang digunakan ,dengan ketentuan sebagai
berikut :
Untuk
pen 60 : 130 °C – 165 ° C
Untuk
Pen 80 : 124 °C – 162 ° C
4.3
Pekerjaan Lapangan
Sebelum
penghamparan dilaksanakan,harus dipenuhi beberapa ketentuan sebagai berikut :
a. Permukaan
jalan lama harus rata,bila terdapat lubang harus ditutup,permukaan yang tidak
rata harus diberi lapisan perata (leveling)yang dipadatkan.
b. Permukaan
harus bersih dan bebas dari debu dan kotoran lainnya.
c. Permukaan
harus diberi lapis pengikat (tack-coat) sebanyak 0,35-0,55 1/m2
sesuai dengan kondisi jalan yan ada.
Untuk bahan lapis pengikat dapat digunakan aspal
emulsi atau aspal cair.Pemberian lapis pengikat harus rata.
4.4 Pengangkutan
a. Pengangkutan dilakukan dengan
dump truck ,banya terbuat dari metal,rapat,bersih dan telah disemprot dengan
air sabun,fuel oil,atau larutan kapur,untuk mencegah melekatnya aspal dengan
bak dump truck.
b. Selama pengangkutan,sebaiknya
dittutup dengan terpal.
4.5 Penghamparan
a. Penghamparan hendaknya dimulai
dari posisi terjauh dari kedudukan unit pencampur aspal (AMP)dan berakhir
diposisi terdekat dengan unit pencampur aspal (AMP)
b. Hamparan disesuaikan dengan
tebal rencana.
c. Campuran harus dihampar pada
temperature minimum 124°C
4.6 Pemadatan
a. Pemadatan dilakukan dalam tiga
tahap
-
Pemadatan awal dengan tendem roller
-
Pemadatan antara dengan tyre roller
-Pemadatan
akhir dengan tendem roller
b. Temperatur pemdatan awal minimum
120°C ,dan temperature pemadatan akhir minimum 60°C.
c. Pada bagian yang
lurus,penggilasan dimulai dari tepi hamparan sejajar as jalan menuju ke tengah.
d. Pada bagian tikungan,penggilasan
dimulai dari bagian yang rendah,sejajar dengan as jalan menuju kebagian yang
lebih tinggi.
e. Pada bagian tanjakan dan turunan
harus dimulai dari bagian yang rendah sejajar as jalan menuju ke bagian yang
tinggi.
f. Jumlah lintasan pada tiap tahap
pemadatan ditentukan berdasarkan penggilasan percobaan.
4.7 Penggendalan Mutu
Pengendalian mutu harus dilakukan
untuk mencapai hasil pekerjaan yang sesuai dengan
Perencanaan.Pengendalian mutu
meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
4.7.1 Pengendalian mutu dilokasi pencampuran
a. Pemeriksaan campuran meliputi homogenitas
gradasi,temperature dan kadar aspal
b. pengambilan contoh dilakukan minimum satu kali
setiap hari.
4.7.2 Pengendalian mutu dilapangan
a. Permukaan jalan harus diperiksa kerataan dan
kebersihannya.
b. Lapis pengikat (tack-coat)harus diperiksa jumlah
dan kerataanya
c. Campuran yang akan dihampar,harus diperiksa
dahulu temperaturnya.
d. Hamparan harus diperiksa kerataan,kemiringan
melintang serta tebalnya.
e. Pekerjaan penyambungan harus diperhatikan.
Untuk pekerjaan pemberian lapis
pengikat,penghamparan dan pemadatan,pelaksanaan
harus memperhatikan keadaan cuaca.
Pada temperature udara dibawah 10 ° C sebaiknya
pekerjaan tersebut tidak silaksanakan.
Asphalt Mixing Plant *Portable
Penghamparan Manual
DAFTAR ISTILAH
1. Agregat
: adalah batu pecah
,kerikil,pasir atau komposisi mineral
lainnya,baik berupa hasil alam maupun
hasil pengolahan (penyaringan,pemecahan)yang merupakan bahan utama, konstruksi
jalan,beton,pondasi (ballast)jalan kereta api dan lain sebagainya.
2.
Agregat kasar : adalah agregat dengan ukuran terkecil tertahan diatas
saringan
no.8 (2,38mm)
3. Agregat
halus : adalah agregat dengan
ukuran terkecil tertahan diatas
no.200 (0,074 mm)
4. Filler
(pengisi) :adalah butiran
sangat halus,minimal 85% lewat saringan no.200
Bersifat non plastis yang diperlukan untuk
mendapatkan suatu
Gradasi rapat (dense)
5. Aspal
keras : adalah suatu
aspal minyak yang didapat dari residu hasil destilasi
Minyak bumi pada keadaan hampa udara.
6.
Aspal cair : adalah aspal yang pada suhu normal dan tekanan
atmosfir
Berbentuk
cair
7.
Apla emulsi : adalah aspal cair yang berupa campuran(larutan
pelarut)
Antara
aspal semen dengan pelarut (minyak)yang mempunyai daya
Menguap
rendah.
8.
Gradasi :adalah
perbandingan ukuran butir berdasarkan analisa saringan
(bisa
mengenai agregat mauoun tanah)
9.
Pemadatan awal : adalah pemadatan tahap pertama,yang tujuannya untuk
mengatur
Atau
mengarahkan butiran-butiran bahan yang dipadatkan pada
Posisi
yang cukup baik (meskipun belum padat benar) dan mem-
Bentuk
permukaan lapisan sesuai dengan atau mendekati bentuk
Yang
telah disyaratkan.
10.
Pemadatan antara :adalah pemadatan tahap kedua yang bertujuan untuk mening-
Katkan
kepadatan yang telah dicapai pada pemadatan pertama
Dan
memperkaku bentuk permukaan dari lapisan yang dipadatkan.
11.
Pemadatan Akhir :adalah pemadatan tahap akhir yang diharapkan dapat mencapai
Pemadatan
dan bentuk permukaan lapisan sesuai dengan yang
Disyaratkan.
12.
Kepadatan mortar :adalah perbandingan antara berat benda uji yang ditimbang di
Udara
terbuka dibagi dengan volume contoh benda uji,sesuai
Pemeriksaan
PC-0201-76
13.
Kepadatan agregat :adalah kepadatan dari mortar yang
seolah-olah aspalnya
Dalam
mortar dikeluarkan dalam
campuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar