Selasa, 31 Juli 2012

Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON)



Sigit Hari Pradityo, S.ST. MT*)
BAB I
Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON)
  
Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON) merupakan lapisan penutup yang terdiri dari campuran antara agregat bergradasi timpang,filler dan aspal keras dengan perbandingan tertentu,yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas (tebal padat 2,5 cm atau 3 cm).



1.1  Fungsi
LATASON mempunyai fungsi sebagai lapis penutup utuk mencegah masuknya air dari permukaan kedalam konstruksi perkerasan sehingga dapat mempertahankan kekuatan konstruksi sampai tingkat tertentu.

1.2  Sifat-sifat
LATASTON mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a.       Kedap air
b.      Kekenyalan yang tinggi
c.       Awet
d.      Dianggap tifak mempunyai nilai strukstural.

1.3  Penggunaan
LATASTON umumnya dilaksanakan pada jalan yang telah beraspal dengan ketentuan sebagai berikut :
a.       Jalan yang stabil dan rata /dibuat rata.
b.      Jalan yang mulai retak-retak atau mengalami degradasi permukaan.


BAB II
BAHAN

Bahan yang digunakan untuk LATASTON terdiri dari agregat,filler dan aspalt keras.
2.1 Agregat
Agregat yang digunakan sebagai bahan campuran dapat dibedakan atas 2 macam,yaitu agregat kasar dan agregat halus.
2.1.1    Agregat Kasar
Agregat ksar yang digunakan bisa batu pecah atau kerikil dengan persyaratan sebagai berikut:
a.       Gradasi sebagai tertera dibawah ini :
TABEL 2.1. :                         Gradasi agregat Kasar


Ukuran Saringan                     Persen Lolos (%)
Inch (mm)
            3/4" (19,10)                             100
            1/2" (12,70)                             85 - 100
            3/8” (9,52)                               0 - 95
            No.3 (6,35)                              0 - 60
b.      Keausan agregat bila diperiksa dengan mesin Los Angeles pada putaran 500
(PB-0206-76) maksimum 40%.
c.       Kelekatan terhadap aspalt (PB- PB-0206-76) lebih besar 95%.



2.1.2    Agregat Halus
            Agregat yang diunakan bisa pasir,screening (hasil pemecah batu) atau campuran dari kedua bahan tersebut,yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a.       Gradasi ,sebagaimana tertera dibawah ini :
TABEL 2,2 :                                 Gradasi agregat halus


Ukuran Saringan                        Persen Lolos
      No. (mm)                                     (%)

4 (4,76)                                          100
8 (2,38)                                          95 - 100
30 (0,59)                                        75 - 100
80 (0,177)                                      13 - 50
200 (0,074)                                    0 - 5

b.      Sand Equivalent (AASHTO  T-176 ) minimum 50 %
c.       Non plastis.
2.2   Bahan pengisi (filler)
Bahan pengisi dapat berupa abu kapur.semen Portland.atau abu batu.

2.3   Aspal Keras
Aspal keras yang digunakan dapat berupa aspal keras pen 60 atau pen 80 yang harus memenuhi persyaratan sebagaimana tertera dibawah ini :





TABEL 2.3                                 Persyaratan aspal keras


Jenis Pemeriksaan


       Cara pemeriksaan

                  persyaratan



      satuan

       Pen 60

        Pen 80

   min

   mak

   min

   mak

1.penetrasi
   (25°C,5 detik)

PA.0301-76

60

79

80

99

0,1 mm

2. Titik Lembek
    (ring &ball)

PA.0301-76

48

58

46

54

°C

3. Titik nyala
   (clev,open cup)

PA.0301-76

200

-

225

-

°C

4. Kehilangan Berat
   (163°C,5 jam)

PA.0301-76

-

0,4

-

0,6

%berat

5. Kelarutan
    (CCLatau  CS2)

PA.0301-76

99

-

99

-

% berat

6. Daktilitas
   (25°C, 5 cm/menit )

PA.0301-76

100

-

100

-

Cm

7. Penetrasi setelah
    Kehilangan berat

PA.0301-76

75

-

75

-

% semula
8. Berat Jenis
    (25° C)

PA.0301-76

1

-

1

-

Gr/cc

PERENCANAAN CAMPURAN BAB III


Untuk mendapatkan campuran LATASTON yang baik perlu dilakukan suatu perencanaan campuran.

3.1 Data Perencanaan
Data perencanaan yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
a.       Jenis Sgregat
b.      Gradasi agregat
c.       Mutu agregat
d.      Jenis Aspal Keras
e.       Rencana tebal lapisan
f.       Jenis bbahan pengisi

3.2 Perhitungan Campuran
Ada dua cara untuk menentukan komposisi campuran LATASTON yaitu cara Marshall dan
Cara Resep.
Cara Marshall adalah cara yang disarankan untuk digunakan karena perencana dapat
menentukan komposisi campuran secara teliti.
Cara Resep dapat digunakan bilaman keadaan lapangan cukup menguntungkan dan
memungkinkan untuk mendapatkan bahan (agregat dan filler) yang bermutu baik.
3.2.1 Cara Marshall
Mula-mula ditentukan kadar aspal dengan cara marshall (PC-0201-76) terhadap mortar (agregat halus,filler dan aspal)dengan jumlah tumbukan 2 x 50

Dari percobaan Marshall tersebut diatas,didapat kadar aspal optimum yang harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :

-          Stabilitas : 450 Kg – 750 Kg
-          Prosen rongga terhadap campuran : 4 % - 8 %
-          Hasil bagi (Quotient) Marshall : 150 Kg/mm – 300 Kg/mm.

Dari kadar aspal optimum tersebut ,dapat ditentukan kadar aspal campuran total yang
besarnya tergantung dari persen dan jenis agregat kasar yang digunakan sesuai dengan tabel
 3.1 dan table 3.2
kadar aspal
          kadar aspal campuran total %
optimum
berat agregat kasar dalam campuran (%)
mortar %
0
15
30
8,0
8,0
7,1
6,3
8,2
8,2
7,3
6,4
8,4
8,4
7,5
6,6
8,6
8,6
7,7
6,7
8,8
8,8
7,8
6,9
9,0
9,0
8,0
7,0
9,2
9,2
8,2
7,1
9,4
9,4
8,3
7,3
9,6
9,6
8,5
7,4
9,8
9,8
8,7
7,6
10,0
10,0
8,8
7,7
10,2
10,2
9,0
7,8
10,4
10,4
9,2
8,0
10,6
10,6
9,4
8,1
10,8
10,8
9,5
8,3
11,0
11,0
9,7
8,4
11,2
11,2
9,8
8,5
11,4
11,4
10,0
8,7
11,6
11,6
10,2
8,8
11,8
11,8
10,4
9,0
12,0
12,0
10,5
9,1
12,2
12,2
10,7
9,2
12,4
12,4
10,9
9,4
12,6
12,6
11,1
9,5
12,7
12,7
11,2
9,7
Agregat lolos
13,0
11,0
9,0
saringan
0,074mm/
No.200
 TABEL 3.1                      Kadar aspal campuran total untuk agregat kasar dan batu pecah

Tabel diatas diturunkan dari rumus dibawah ini
B = A (100 – S ) + 2,3 S
                                            100             100
      A : kadar aspal optimum mortar
      B : kadar aspal campuran total
      C : persen agregat kasar
TABEL 3.2                                        Kadar aspal campuran total untuk agregat kasar kerikil
kadar aspal
          kadar aspal campuran total %
optimum
berat agregat kasar dalam campuran (%)
mortar %
0
15
30
8,0
8,0
7,0
6,0
8,2
8,2
7,2
6,1
8,4
8,4
7,3
6,3
8,6
8,6
7,5
6,4
8,8
8,8
7,7
6,5
9,0
9,0
7,8
6,7
9,2
9,2
8,0
6,8
9,4
9,4
8,2
7,0
9,6
9,6
8,4
7,1
9,8
9,8
8,5
7,2
10,0
10,0
8,7
7,4
10,2
10,2
8,9
7,5
10,4
10,4
9,0
7,7
10,6
10,6
9,2
7,8
10,8
10,8
9,4
7,9
11,0
11,0
9,5
8,1
11,2
11,2
9,7
8,2
11,4
11,4
9,9
8,4
11,6
11,6
10,1
8,5
11,8
11,8
10,2
8,6
12,0
12,0
10,4
8,8
12,2
12,2
10,6
8,9
12,4
12,4
10,7
9,1
12,6
12,6
10.9
9,2
12,8
12,8
11,1
9,3
Agregat lolos
13,0
11,0
9,0
saringan
0,074mm/
No.200
Tabel diatas diturunkan dari rumus dibawah ini :

B = A (100 – S) x 1,3 S
100             100

     
      A : Kadar aspal optimum mortar
      B : Kadar aspal campuran total
      C : Persen agregat kasar

3.2.2 Cara Resep
      Komposisi campuran LATASTON didasarkan pada tebal lapisan,jenis dan persen agregat kasar sebagaimana tertera dibawah ini :

      TABEL 3.3 :                                                   Resep Campuran

jenis
tebal
% berat dari total campuran
agregat
hampa-
agregat
agregat
agregat lolos
aspal
kasar
ran (mm)
kasar
halus
# 0,074 mm





(no.200)







Batu
25
0
76,7
13,0
10,3
Pecah
30
15
64,9
11,0
9,1

30
30
53,2
8,9
7,9






kerikil
25
0
76,7
13,0
10,3

30
15
65,7
10,3
9,0

30
30
53,7
8,7
7,6







PELAKSANAAN BAB IV


4.1 Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan dapat dibagi kedalam peralatan pencampur dan peralatan lapangan.

4.1.1 Peralatan pancampur
        a. Unit pencampur aspal (A.M.P)
        b. Shovel loader
        c. Sekop,pahat dan alat bantu lainnya
4.1.2 Peralatan Lapangan
        a. Mesin penghampar (aspalt finisher)
        b. Alat pemadat
           - Tandem roller 8 ton
           - Pneumatik tyre roller
        c. Dump Truck
        d. Asphalt Sprayer
        e. Power Broom
        f. Sekop,garu,sikat,balok kayu,roda dorong dan alat bantu lainnya

4.2 Produksi Campuran
      a. Perbandingan bahan campuran harus sesuai dengan rencana campuran
      b. Pencampuran harus dilakukan sebaik-baiknya sampai bahan tercampur baik dan merata.
      c. Agregat dipanaskan maksimum 175°C.Temperatur aspal < temperature agregat,dengan           perbedaan maksimum 15°C.
Temperatur campuran ditentukan oleh jenis aspal yang digunakan ,dengan ketentuan sebagai berikut :
Untuk pen 60    : 130 °C – 165 ° C
Untuk Pen 80   : 124 °C – 162 ° C
4.3 Pekerjaan Lapangan
Sebelum penghamparan dilaksanakan,harus dipenuhi beberapa ketentuan sebagai berikut :
a.       Permukaan jalan lama harus rata,bila terdapat lubang harus ditutup,permukaan yang tidak rata harus diberi lapisan perata (leveling)yang dipadatkan.
b.      Permukaan harus bersih dan bebas dari debu dan kotoran lainnya.
c.       Permukaan harus diberi lapis pengikat (tack-coat) sebanyak 0,35-0,55 1/m2 sesuai dengan kondisi jalan yan ada.
Untuk bahan lapis pengikat dapat digunakan aspal emulsi atau aspal cair.Pemberian lapis pengikat harus rata.

4.4 Pengangkutan
a. Pengangkutan dilakukan dengan dump truck ,banya terbuat dari metal,rapat,bersih dan telah disemprot dengan air sabun,fuel oil,atau larutan kapur,untuk mencegah melekatnya aspal dengan bak dump truck.
b. Selama pengangkutan,sebaiknya dittutup dengan terpal.

4.5 Penghamparan
a. Penghamparan hendaknya dimulai dari posisi terjauh dari kedudukan unit pencampur aspal (AMP)dan berakhir diposisi terdekat dengan unit pencampur aspal (AMP)
b. Hamparan disesuaikan dengan tebal rencana.
c. Campuran harus dihampar pada temperature minimum 124°C

4.6 Pemadatan
a. Pemadatan dilakukan dalam tiga tahap
      - Pemadatan awal dengan tendem roller
      - Pemadatan antara dengan tyre roller
      -Pemadatan akhir dengan tendem roller
b. Temperatur pemdatan awal minimum 120°C ,dan temperature pemadatan akhir minimum 60°C.
c. Pada bagian yang lurus,penggilasan dimulai dari tepi hamparan sejajar as jalan menuju ke tengah.
d. Pada bagian tikungan,penggilasan dimulai dari bagian yang rendah,sejajar dengan as jalan menuju kebagian yang lebih tinggi.
e. Pada bagian tanjakan dan turunan harus dimulai dari bagian yang rendah sejajar as jalan menuju ke bagian yang tinggi.
f. Jumlah lintasan pada tiap tahap pemadatan ditentukan berdasarkan penggilasan percobaan.

4.7 Penggendalan Mutu
Pengendalian mutu harus dilakukan untuk mencapai hasil pekerjaan yang sesuai dengan
Perencanaan.Pengendalian mutu meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

4.7.1 Pengendalian mutu dilokasi pencampuran
a. Pemeriksaan campuran meliputi homogenitas gradasi,temperature dan kadar aspal
b. pengambilan contoh dilakukan minimum satu kali setiap hari.
4.7.2 Pengendalian mutu dilapangan
a. Permukaan jalan harus diperiksa kerataan dan kebersihannya.
b. Lapis pengikat (tack-coat)harus diperiksa jumlah dan kerataanya
c. Campuran yang akan dihampar,harus diperiksa dahulu temperaturnya.
d. Hamparan harus diperiksa kerataan,kemiringan melintang serta tebalnya.
e. Pekerjaan penyambungan harus diperhatikan.
Untuk pekerjaan pemberian lapis pengikat,penghamparan dan pemadatan,pelaksanaan
harus memperhatikan keadaan cuaca.
Pada temperature udara dibawah 10 ° C sebaiknya pekerjaan tersebut tidak silaksanakan.
 

 Asphalt Mixing Plant *Portable



Penghamparan Manual 




DAFTAR ISTILAH


1.      Agregat                       : adalah batu pecah ,kerikil,pasir atau komposisi mineral
lainnya,baik berupa hasil alam maupun hasil pengolahan (penyaringan,pemecahan)yang merupakan bahan utama, konstruksi jalan,beton,pondasi (ballast)jalan kereta api dan lain sebagainya.
2.      Agregat kasar              : adalah agregat dengan ukuran terkecil tertahan diatas
                                    saringan no.8 (2,38mm)
3.      Agregat halus              : adalah agregat dengan ukuran terkecil tertahan diatas
                                     no.200 (0,074 mm)
4.      Filler (pengisi)             :adalah butiran sangat halus,minimal 85% lewat saringan no.200
Bersifat non plastis yang diperlukan untuk mendapatkan suatu
Gradasi rapat (dense)
5.      Aspal keras                  : adalah suatu aspal minyak yang didapat dari residu hasil destilasi
Minyak bumi pada keadaan hampa udara.
6.      Aspal cair                    : adalah aspal yang pada suhu normal dan tekanan atmosfir
Berbentuk cair
7.      Apla emulsi                 : adalah aspal cair yang berupa campuran(larutan pelarut)
Antara aspal semen dengan pelarut (minyak)yang mempunyai daya
Menguap rendah.
8.      Gradasi                        :adalah perbandingan ukuran butir berdasarkan analisa saringan
(bisa mengenai agregat mauoun tanah)
9.      Pemadatan awal          : adalah pemadatan tahap pertama,yang tujuannya untuk mengatur
Atau mengarahkan butiran-butiran bahan yang dipadatkan pada
Posisi yang cukup baik (meskipun belum padat benar) dan mem-
Bentuk permukaan lapisan sesuai dengan atau mendekati bentuk
Yang telah disyaratkan.
10.  Pemadatan antara        :adalah pemadatan tahap kedua yang bertujuan untuk mening-
Katkan kepadatan yang telah dicapai pada pemadatan pertama
Dan memperkaku bentuk permukaan dari lapisan yang dipadatkan.
11.  Pemadatan Akhir        :adalah pemadatan tahap akhir yang diharapkan dapat mencapai
Pemadatan dan bentuk permukaan lapisan sesuai dengan yang
Disyaratkan.
12.  Kepadatan mortar       :adalah perbandingan antara berat benda uji yang ditimbang di
Udara terbuka dibagi dengan volume contoh benda uji,sesuai
Pemeriksaan PC-0201-76
13.  Kepadatan agregat      :adalah kepadatan dari mortar yang seolah-olah aspalnya
Dalam mortar              dikeluarkan dalam campuran.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar